Demi Tradisi, Perayaan Kematian yang Aneh Ini Tetap Diadakan Hingga Sekarang
Bagi beberapa orang, kematian adalah momen yang harus dihabiskan dengan kesedihan yang tidak ada habisnya. Suku Dani di Papua saja sampai memotong jari tangannya sebagai ungkapan rasa sedih. Berbeda dengan Suku Dani, di beberapa daerah seperti Meksiko justru menganggap kematian sesuatu yang wajar. Pada suatu kesempatan mereka justru merayakan kematian yang telah dialami oleh leluhurnya.
Hal-hal yang harus berhubungan dengan kematian diubah menjadi sebuah perayaan yang kadang terlihat sangat aneh. Para warga di beberapa belahan dunia juga melakukan hal aneh seperti ini meski dengan versi yang berbeda-beda. Berikut tradisi perayaan kematian paling aneh yang terus dipertahankan hingga sekarang.
1. | Famadihana, Menari dengan Para Tulang |
Orang-orang di kawasan Madagaskar memiliki kebiasaan yang dibilang cukup aneh dalam hal merayakan sebuah kematian. Pada waktu-waktu tertentu, mereka akan membuka kembali kuburan dari para leluhurnya. Setelah buka, tulang-tulang dari leluhurnya akan dipindahkan ke kain yang baru dan diikat. Setelah semua proses berjalan dengan lancar, tulang itu akan diarak di dekat area makam.
Semua orang akan berjoget dengan penuh suka cita. Tua dan muda akan ikut bernyanyi dan menari sambil mengarak tulang-tulang sudah berada di dalam wadahnya. Saat semua prosesi selesai tulang dari leluhur akan kembali dikubur di dalam tanah hingga kelak akan diganti lagi jika dinyatakan rusak. Praktik dari Famadihana ada di Madagaskar sejak abad ketujuh dan terus dipertahankan hingga sekarang.
2. | Day of the Dead, Harian Kematian yang Penuh Pesta |
Days of the Dead adalah sebuah perayaan yang dilakukan di kawasan Meksiko dan beberapa kawasan Amerika lain yang serumpun. Perayaan ini dilakukan untuk mengingat kematian leluhur dan merasakan lagi keberadaan mereka seperti saat masih hidup. Berbeda dengan pertanyaan kematian yang penuh duka, perayaan ini justru dihabiskan dengan perayaan yang sangat meriah.
Warga yang ada di sekitar makam biasanya menghias kawasan makam dengan aneka ornamen yang unik. Bunga-bunga yang indah dipasang di mana saja sehingga suasana kuburan yang mengerikan berubah menjadi menyenangkan. Di beberapa kawasan makam bahkan ada nyanyian dan juga tarian untuk mengingatkan mereka kepada leluhur yang telah tiada.
3. | Chuseok, Hari Libur Nasional untuk Peringati Leluhur |
Chuseok adalah sebuah perayaan yang cukup dinantikan oleh banyak orang di Korea Selatan. Saat hari ini tiba, mereka akan berkumpul dengan keluarga di rumah untuk makan dan melakukan aktivitas menyenangkan. Selain di rumah beberapa warga juga kerap melihat pertunjukan-pertunjukan yang diadakan di luar rumah. Biasanya pusat perbelanjaan atau objek wisata sejarah kerap menampilkan tarian tradisional.
Chuseok adalah perayaan yang ditujukan kepada leluhur. Mereka akan mengingat kembali leluhur yang telah tiada. Mereka akan memajang foto dari keluarga yang telah tiada lalu memberikan sesajen berupa buah, kue, dan masakan yang menjadi kesukaannya selama masih hidup dan membangun garis keturunannya.
4. | Festival Hantu Lapar, Saat yang Tidak Terlihat Minta Makan |
Festival hantu lapar diadakan setiap pertengahan bulan ke-7 dalam kalender Tiongkok. Memasuki hari itu, Tiongkom masuk pada Bulan Hantu atau Arwah. Saat hari ini tiba, para leluhur yang telah tiada diberikan waktu selama sehari penuh untuk kembali mengunjungi keluarganya yang ada di dunia.
Mengetahui kalau leluhurnya akan datang, keluarga yang ada di rumah akan melakukan pesta dengan masak besar. Nanti keluarga akan memberikan makanan di meja tersendiri untuk leluhur. Dalam perayaan ini keluarga juga membayar uang-uangan kertas dan menyalakan lilin di sungai sebagai jalan untuk mengembalikan roh leluhur ke tempatnya lagi.
BACA JUGA: Inilah 5 Pejuang Revolusi Terhebat yang Mampu Mengubah Dunia dengan Tangannya
Inilah festival merayakan kematian yang aneh namun tetap dilakukan hingga sekarang. Terlepas dari bagaimana festivalnya, festival di atas tetaplah sebuah tradisi yang memiliki nilai keluhuran yang sangat tinggi. Next
Uncategorized
#Uncategorized
No comments: